Dalam rantai pasok industri makanan, setiap detail memiliki peran penting dalam menjaga kualitas, keamanan, dan kepatuhan terhadap regulasi. Salah satu elemen yang sering diabaikan namun sangat krusial adalah pemilihan jenis pallet. Meski pallet kayu sudah lama digunakan secara luas di berbagai sektor, dalam industri makanan penggunaannya justru tidak disarankan.
Mengapa demikian? Artikel ini akan membahas secara detail alasan pallet kayu tidak direkomendasikan, risiko yang ditimbulkan, regulasi yang berlaku, serta alternatif terbaik yang bisa menjadi solusi lebih aman dan efisien.

Daftar Isi
Pentingnya Standar Higienitas Dalam Industri Makanan
Industri makanan memiliki standar yang jauh lebih ketat dibanding sektor lainnya. Hal ini bertujuan untuk:
- Menjaga keamanan pangan dari kontaminasi.
- Memenuhi standar Good Manufacturing Practices (GMP).
- Mematuhi regulasi internasional seperti ISO 22000 dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points).
Dalam konteks ini, pallet yang digunakan harus bebas dari risiko kontaminasi dan mampu menjamin keamanan produk hingga sampai ke tangan konsumen.
Risiko Penggunaan Pallet Kayu Dalam Industri Makanan
1. Rentan Terhadap Serangga dan Jamur
Pallet kayu mudah diserang rayap, jamur, atau bakteri. Kondisi ini berpotensi menjadi sumber kontaminasi silang pada produk makanan.
2. Sulit Dibersihkan
Sifat kayu yang berpori membuatnya sulit dibersihkan secara menyeluruh. Sisa kelembapan dapat menjadi media tumbuh bakteri berbahaya.
3. Risiko Pecah dan Serpihan Kayu
Pallet kayu mudah retak atau menghasilkan serpihan yang bisa merusak kemasan produk, bahkan mencemari isi makanan secara langsung.
4. Tidak Memenuhi Standar Internasional
Banyak negara melarang atau membatasi penggunaan pallet kayu untuk produk makanan ekspor karena faktor higienitas. Misalnya, regulasi ISPM 15 yang mengharuskan perlakuan khusus pada pallet kayu sebelum digunakan dalam perdagangan internasional.
Aturan Dan Regulasi Terkait Penggunaan Pallet
Beberapa aturan yang memperkuat alasan mengapa pallet kayu tidak disarankan untuk industri makanan antara lain:
- BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Indonesia menekankan pentingnya penggunaan wadah dan media yang higienis dalam rantai pasok pangan.
- HACCP mewajibkan pencegahan potensi bahaya kontaminasi dari material yang digunakan dalam proses penyimpanan dan distribusi.
- Standar Food Safety Global (FSSC 22000) merekomendasikan penggunaan material yang mudah dibersihkan dan aman, sesuatu yang sulit dicapai oleh pallet kayu.
Alternatif Terbaik: Pallet Plastik Food Grade
Sebagai jawaban atas tantangan di atas, pallet plastik food grade hadir sebagai solusi yang lebih sesuai untuk industri makanan.
Keunggulan Pallet Plastik Food Grade
- Higienis – mudah dibersihkan, tidak berpori, dan tahan terhadap kelembapan.
- Tahan Lama – tidak mudah pecah, retak, atau rusak oleh serangga.
- Ringan & Ergonomis – memudahkan proses handling di gudang maupun distribusi.
- Sertifikasi Standar Internasional – tersedia dalam varian yang sesuai dengan persyaratan ekspor dan food safety.
- Ramah Lingkungan – dapat diproduksi dari material daur ulang yang tetap memenuhi standar food grade.
Dengan keunggulan tersebut, pallet plastik terbukti lebih aman, efisien, dan sesuai standar untuk menjaga kualitas produk makanan.
Kesimpulan
Penggunaan pallet kayu tidak disarankan untuk industri makanan karena risiko kontaminasi, kesulitan pembersihan, dan ketidakmampuannya memenuhi standar internasional. Alternatif terbaik adalah beralih ke pallet plastik food grade yang lebih higienis, tahan lama, dan sesuai regulasi global.
Bagi industri makanan yang mengutamakan keamanan pangan dan efisiensi operasional, pemilihan pallet plastik bukan hanya pilihan cerdas, tetapi juga kebutuhan strategis untuk menjaga reputasi dan keberlanjutan bisnis.